Kalau kita membaca buku Bob Sadino, yaitu Belajar Goblok dari Bob Sadino. Beliau menganjurkan kita untuk tidak perlu membuat impian macam macam atau tinggi tinggi. Mengalir saja, yang penting bekerja sekeras mungkin.
Bagi mereka yang tanpa latar belakang ilmu kemudian begitu saja mengikuti arahan beliau. Tidak membuat impian, dan hanya mengalir saja seperti sekarang. Bisa dipastikan setelah puluhan tahun mengalir, kehidupan mereka akan mendekati masa kecilnya lagi. Bidang kerja yang diambil di hari hari tua akan mirip dengan apa yang dikerjakan orang tuanya dulu. Karena memang demikian peta kehidupannya. Hal hal yang membuat nyaman tersimpan di bawah sadar, yaitu masa kecil dengan orang tua, dimana kita merasa aman. Kalau orang tuanya penjahit, maka kita akan bekerja di dekat dekat urusan kain. Orang tuanya dulu memiliki toko, kita akan melakukan hal yang sama saat tua. Meskipun sebelumnya mungkin bekerja sebagai karyawan, dosen, tentara, polisi, pemborong atau apa.
Berbeda dengan om Bob, beliau lahir 23 Maret 1933, orang tuanya seorang amtenaar (pegawai negeri), guru SMA. Beliau bungsu dari 5 bersaudara. Seorang amtenaar di jaman Belanda hidupnya sangat makmur. Sebagai anak bungsu, masa kecil Om Bob berada di keluarga yang sudah sukses. Uang sudah datang sendiri berlebihan, kehidupan keluarga diatas rata rata lingkungannya. Jadi bisa ditebak, life map nya adalah “hidup nyaman uang datang terus”, bukan “bekerja keras mencari uang” seperti rata rata lingkungannya. Di usia 19 tahun, orang tuanya meninggal dan semua warisan jatuh kepadanya karena kakak kakaknya sudah mapan. Dengan menjual setengah warisannya, Oom Bob pindah ke Belanda dan sempat keliling Eropa sebagai karyawan perusahaan pelayaran Jakarta Lyod. Setelah 9 tahun hidup nyaman disana, dia kembali ke Indonesia.
Ke Indonesia bawa 2 mobil mercedes miliknya. Di Indonesia sempat menjadi sopir taksi gelap, kuli bangunan dll. Sampai kemudian merintis usaha peternakan dan perkebunan untuk melayani orang asing yang tinggal di Jakarta.
Om Bob nyaris selalu memiliki kehidupan diatas rata rata. Ketika kembali ke Indonesia, barulah mengalami kehidupan dibawah rata rata. Meskipun demikian, program pikiran masa kecil, ditambah pengalaman (tindakan, kebiasaan dan karakter) selama di Eropa, membuat Mekanisme Sukses Otomatis di dalam dirinya menemukan jalan. Akhirnya om Bob menjadi salah satu konglomerat sukses yang sangat kaya di Indonesia sampai akhir hayatnya.
Bagaimana dengan Anda yang lahir di desa?, atau ditengah masyarakat biasa?. Nggak pernah merantau ke luar negeri?, kalau melihat orang kaya bawaannya iri?, merasa tidak mungkin bisa kaya?. Kalau melihat rumah besar yang terpikirkan adalah :”Bagaimana membersihkannya ya ?”.
Anda yang seperti itu, kalau mengalir saja, bisa dipastikan akan kembali ke masa kecil yang miskin. Anda perlu membuat peta kehidupan yang baru, untuk “menantang” peta kehidupan lama Anda. Dengan ATBS, membuat impian jangka panjang, membuat dan menempelkan gambar gambar kehidupan yang diinginkan. Kemudian Anda perlu mencari mentor untuk membantu Anda mewujudkan tujuan hidup baru tersebut.
Sampai Anda benar benar mencapai kehidupan baru itu, Anda perlu terus berpegang kepada mentor. Untuk melatih tindakan, kebiasaan dan karakter yang sesuai. Sayangnya, proses itu sangat menyakitkan sehingga banyak yang drop out. Jika Anda lepas dan secara batin sudah tidak mengikuti mentor, Anda akan terseret lagi. Lingkungan Anda masih mengikuti tujuan hidup Anda yang lama, yaitu bekerja keras mencari uang. Tempat dimana Anda merasa nyaman, meskipun Anda akan terus menerus dibuat tidak memiliki uang. Entah dengan mempersulit uang masuk, atau mendorong untuk hidup seboros mungkin. Sehingga harus terus bekerja keras, mirip yang dialami orang tua Anda dulu.
Tetapi semua itu pilihan, karena sebelum ketemu saya, Anda sebenarnya nyaman nyaman saja dengan kehidupan Anda.
Surabaya, 28 Desember 2020.
Sigit Setyawadi.